Jumat, 17 Februari 2012

Numbers: Time To Run

Bagi Jem, melihat angka bukanlah sesuatu yang mudah. Tentu saja, karena angka-angka yang muncul setiap ia bertatapan dengan orang lain adalah angka kematian.
Jem, 15 tahun, memang seorang gadis dengan kemampuan tak biasa. Sejak kecil ia sudah terbiasa dengan penglihatan yang ia miliki. Namun, saat ibunya meninggal karena overdosis di usianya yang baru sebelas tahun, barulah ia sadar kalau angka-angka itu sebenarnya adalah tanggal kematian.
Setelah kejadian itu, Jem pun tumbuh menjadi gadis penyendiri, selalu menghindari kontak mata dengan orang lain, dan tak pernah membiarkan dirinya dekat dengan siapa pun. Tapi, Spider, teman sekelasnya di kelas khusus anak-anak bermasalah, tidak seperti yang lainnya. Ketika akhirnya Jem melakukan kontak mata dengan Spider, ia langsung tahu kalau Spider tak akan hidup lama. Hidupnya hanya tinggal beberapa minggu lagi. Dan, ia pun berusaha keras untuk menghindar seperti biasanya. Tapi, jalan hidupnya ternyata punya takdir lain. Perlahan ia mulai dekat dengan Spider, dan jika ia biasanya hanya menjadi penonton tanpa pernah ikut campur sekalipun di kehidupan orang lain, kini ia menjadi bagian dari kehidupan Spider.
Konflik semakin tajam saat Jem dan Spider berjalan-jalan ke London Eye. Jem melihat sesuatu yang sangat aneh di sana. Semua orang yang dilihat Jem memiliki angka kematian yang sama, tanggal kematian di hari itu juga. Merasa sangat panik, Jem langsung mengajak Spider lari dari sana. Dan, tepat saat itulah, London Eye pun meledak.
Setelah pulang dan melihat berita, awal pelarian mereka berdua pun segera dimulai. TV-TV dan koran mulai menyiarkan tersangka pengeboman itu: dua anak muda yang lari dari London Eye tepat setelah kejadian pengeboman, pemuda tinggi berkulit hitam dan gadis berkulit putih dicurigai sebagai teroris—dan dua tersangka itu adalah Spider dan Jem. Menjadi orang yang paling dicari di negerinya, Jem terus lari dari kejaran polisi bersama Spider. Dalam pelarian mereka, hubungan Jem dan Spider pun tumbuh semakin dekat. Tapi sementara itu, Jem harus terus menghadapi angka kematian yang tak pernah berubah.
Share on :

0 comments:

Posting Komentar

 
© Copyright Ufuk Fiction Magazine 2011 - Some rights reserved | Powered by Blogger.com.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates and Theme4all